Pemerintah Kota Ternate Gelar Job Fair 

Ternate78 Dilihat

TERNATE,IMc – Pemerintah Kota Ternate melakukan Job Fair Hybrid (Pameran Bursa Kerja) dengan jumlah 1.547 untuk non disabilitas dan 10 orang untuk penyandang disabilitas pada tanggal 24 – 25 September. Job Fair ini berlangsung di Hotel Jati Ternate.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Ternate, Faizal Baddarudin, mengatakan, ajang Job Fair Hybrid 2025 yang diselenggara kan oleh Pemerintah Kota Ternate memiliki beberapa tujuan utama yang sangat strategis dan berdampak luas.

“Menekan angka pengangguran terbuka Kota Ternate yang tercatat memiliki tingkat pengangguran tertinggi di Provinsi Maluku Utara dengan tingkat pengangguran terbuka Kota Ternate Agustus 2029 adalah 6,62 persen naik dari 5,77 persen di tahun sebelumnya. Job Fair ini diadakan sebagai langkah konkret untuk mengurangi angka tersebut dengan mempertemukan pencari kerja dan perusahan secara langsung,” kayanya, baru-baru ini.

Tak hanya itu, lanjut dia, memberi kan akses kerja yang lebih luas untuk mem buka peluang kerja bagi lulusan SMA/SMK, Diploma,dan Sarjana dengan partisipasi dari ber bagai sektor seperti perbankan, re tail, tekhnologi, pertambangan dan industri lainnya. Kemudian, mendu kung perusahan dalam memperoleh tenaga kerja kompeten pada per tambangan dan industri lainnya.

Faizal tambahkan, ini juga mendukung perusahaan dalam memperoleh tenaga kerja kompeten, dimana perusahaan yang ikut serta dapat langsung melakukan rekrutmen dan seleksi, sehingga proses pencarian tenaga kerja menjadi lebih efesien dan tepat sasaran. Dan mendorong pasar kerja yang inklusif dengan tema “Berdaya Saing menuju Pasar Kerja yang Inklusif”.

“Kegiatan ini juga menekankan pen tingnya membuka kesempatan kerja bagi semua kalangan, terma suk kelompok rentan dan penyandang disabilitas. ‘Berdaya Saing Menuju Pasar Kerja yang Inklusif’ mencerminkan sebuah visi strate gis yang sangat relevan dengan tantangan ketenagakerjaan saat ini, terutama di daerah seperti Kota Ternate yang sedang giat menekan angka pengangguran dan memper luas akses kerja,” katanya.

Berdaya saing, menurut dia, mengacu pada kemampuan individu untuk bersaing secara sehat di dunia kerja melalui keterampilan, pengetahuan dan sikap profesional. Ini bisa meliputi pelatihan vokasional, sertifikasi, literasi digital dan soft skill.

Faizal bilang, pasar kerja yang inklusif untuk menekan pentingnya membuka akses kerja bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. “Kelompok rentan secara ekonomi atau sosial, lulusan dari berbagai jenjang pendidikan, pekerja usia produktif yang belum terserap,” tambahnya. (dbs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *