TERNATE,IMc – Angin perubahan bertiup kencang dari timur. Anjas Taher, Ketua DPD II Partai Golkar Halmahera Timur, secara terang-terangan menyatakan siap menantang petahana legendaris, Alien Mus, dalam perebutan kursi Ketua DPD I Partai Golkar Maluku Utara pada Musyawarah Daerah (Musda) mendatang.
Dalam pernyataan yang disampaikan dari ruang kerjanya sebagai Wakil Bupati Haltim, Selasa (16/09/2025), Anjas tidak sekadar menyatakan kesiapan — ia membawa amunisi dukungan dari sembilan DPD II kabupaten/kota, termasuk Halmahera Tengah, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Pulau Morotai, dan Kepulauan Sula.
“Seluruh dukungan resmi sudah kami serahkan ke Sekjen DPP Golkar di Jakarta. Sekarang kami hanya menunggu penetapan jadwal Musda,” ujar Anjas dengan nada penuh percaya diri, seolah membuka lembaran baru dalam sejarah politik Golkar Maluku Utara.
Namun, Anjas tidak hanya menyorongkan keberanian. Ia juga menyentil fakta hukum partai yang selama ini menjadi senjata tajam: Alien Mus telah dua periode menjabat, dan pencalonannya kembali harus melewati jalan sempit bernama diskresi Ketua Umum DPP Golkar.
“Kalau tidak ada diskresi, ya seharusnya selesai. Kita semua tunduk pada aturan organisasi,” tegas Anjas, menyiratkan pesan keras bahwa tahta tak bisa diwariskan semata atas nama kejayaan masa lalu.
Alien Mus, Raja yang Terancam?
Nama Alien Mus tentu tak asing di telinga rakyat Maluku Utara. Ia bukan politisi kemarin sore — terpilih tiga kali ke Senayan, memimpin kemenangan Golkar di Pilkada, Pileg, hingga Pilpres. Bahkan, di bawah komandonya, pasangan Prabowo–Gibran menyapu bersih suara di Malut pada Pilpres 2024.
Tapi apakah sejarah cukup untuk menjamin masa depan?
Ketua MPO DPD Golkar Malut, Amanah Upara, buru-buru meredam gejolak ini. Dalam pernyataan Rabu (17/9/2025), ia menegaskan bahwa Alien Mus tetap calon terkuat, bahkan optimis akan kembali mendapat restu diskresi dari Ketua Umum DPP, Bahlil Lahadalia.
“Jangan membangun opini seolah ada perpecahan. Faktanya, semua masih solid,” ucap Amanah, sembari memperingatkan Anjas agar tak melangkah terlalu jauh.
Namun publik tahu, dalam politik, soliditas seringkali hanya bertahan hingga peluit Musda dibunyikan. Dukungan DPD II adalah peluru. Rekam jejak adalah tameng. Tapi ambisi — itu bahan bakar yang menentukan.
Benturan Dua Arah: Regenerasi vs Status Quo
Pernyataan Amanah yang menyebut Musda-musda provinsi lain cenderung berjalan aklamasi justru menimbulkan pertanyaan: apakah Golkar Malut siap membuka pintu kompetisi terbuka, atau akan kembali terjebak dalam politik afirmasi?
“Bertarunglah secara sehat,” pesan Amanah kepada Anjas. Namun di satu sisi, ia juga mengingatkan bahwa DPP tak mungkin mengabaikan kader yang terbukti sukses.
Sebuah ironi yang nyaris membungkam semangat regenerasi.
Catatan Akhir: Siapkah Golkar Malut Berubah?
Di tengah pusaran kekuatan politik nasional, Golkar Malut kini berdiri di persimpangan sejarah. Satu sisi diisi kejayaan masa lalu yang mengakar kuat. Di sisi lain, hadir energi baru yang membawa semangat reformasi dari bawah.
Anjas Taher telah membuka arena. Kini tinggal menunggu apakah DPP akan memberi jalan perubahan — atau tetap memelihara status quo.
Pertarungan belum dimulai, tapi darah politik sudah mengalir. Musda Golkar Malut 2025 bakal menjadi medan pertempuran yang bukan hanya soal kursi — tapi juga arah masa depan. (um)